Jumat, 12 Desember 2008

Spirit Persahabatan a la “Kepompong”

Spirit Persahabatan a la “Kepompong”
by : cepot

Dulu kita sahabat… Teman begitu hangat…. Mengalahkan sinar mentari

Dulu kita sahabat …… Berteman bagai ulat…… Berharap jadi kupu-kupu

Lirik yang memberikan pengertian yang dalam tentang arti persahabatan. Sangat jarang lagu-lagu pop yang memunculkan nada dan kata yang indah tentang persahabatan karena umumnya yang terjadi adalah maraknya lagu-lagu bertemakan cinta.

Musuh satu terlalu banyak, sahabat seribu terlalu sedikit begitulah kira-kira kata pepatah. Susah memang merealisasikannya apalagi manusia memiliki seribu ego, sejuta perbedaan dan keinginan.

Tetapi kalau kita senantiasa berupaya untuk memperbanyak persahabatan maka hal yang terindah adalah Mengubah ulat menjadi kupu-kupu, dimana persahabatan memberikan warna-warni yang indah, keceriaan di cakrawala yang luas. Kemanapun anda berada maka dimanapun tempat kita berkelana selalu akan berjumpa dengan seorang sahabat bukan menghindar karena banyak musuh.

Hal yang tak mudah akan berubah menjadi indah. Kadang kita mengalami berbagai kendala dalam membina persahabatan yang disebabkan berbedanya karakter atau latar belakang, tetapi mana kala spirit persahabatan tetap ada pada diri kita dan bukannya permusuhan, maka persahabatan bagaikan kepompong.

nya….nya….nya…

salam persahabatan bagi semua..
http://www.suaramerdeka.com/

Hikmah Idul Adha

oleh:Faiz husaini
Idul Adha adalah salah satu hari raya umat Islam di seluruh penjuru dunia, hari raya besar ini biasa di peringati pada tanggal 10 dzulhijjah di tahun hijriyah. Idul Adha yang berarti kembali ke kurban memiliki makna yang amat dalam yang terdapat pada rangkaian kata ini.

Ketika kita merenungi sejarah yang menceritakan sebuah pengorbanan seorang anak yang salih Nabi Ismail, beliau rela untuk disembelih oleh bapaknya (Nabi Ibrahim) atas perintah Allah. Akibat keikhlasan dari sebuah pengorbanan, maka hal yang terjadi setelah itu di luar jangkauan akal manusia, yaitu tatkala Nabi Ibrahim menyembelih putranya ternyata atas kuasa Allah yang disembelih berubah menjadi seekor kambing (bukan malah Nabi Ismail) dan Nabi Ismail selamat, subhanallah atas segala kekuasaannya.

Dari penggalan sejarah diatas, maka sebagai manusia kita bisa mengambil pelajaran yang amat mulia yaitu pentingnya taat kepada Allah dan berbakti kepada orangtua, dua hal ini yang menjadi motivasi bagi Nabi Ismail di usianya yang waktu itu baru menginjak dewasa. Namun, usia dini tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk bisa bersikap dewasa.

Memang ketika diamati secara sekilas kisah ini sungguh tidak masuk akal ”bagaimana mungkin seorang ayah yang baik akan menyembelih anaknya sendiri yang sangat salih dan sangat beliau cintai”, semua orangtua saya yakin tak ada yang akan melakukan hal itu, namun itulah cobaan yang diberikan Allah pada Nabi-Nya untuk menguji kecintaannya pada Allah SWT.

Inilah yang membedakan antara cobaan seorang Nabi dengan manusia biasa. Dengan keteguhan iman dan cinta mereka berdua akhirnya lulus dari cobaan yang amat berat ini, walau berkali-kali setan selalu menghadang untuk menghalang-halangi.

Ketika kita mencoba menarik pesan yang ada dalam Idul Adha dalam konteks kekinian, maka sudah saatnya semua elemen masyarakat sadar dengan tugas masing-masing dan selalu ikhlas berkorban untuk kepentingan masyarakat, umat dan bangsa. Islam selalu mengajarkan umatnya untuk berbuat baik dalam konteks individual maupun sosial.

Sehingga dengan momen Idul Adha, semoga menjadi momen penyadar dan penggugah bagi semua manusia dan remaja khususnya. Bahwa hidup adalah sebuah pengorbanan, kehidupan dunia bukanlah akhir dari kehidupan, tetapi sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang kekal di akhirat nanti.

Pengorbanan bisa dilakukan oleh siapa saja, para pemimpin berkorban dengan kekuasaanya untuk menegakkan keadilan dan memperjuangkan nasib dan kepentingan rakyat, para remaja dengan kegigihannya dalam belajar dan beribadah untuk mempersiapkan menjadi penerus leluhur, masyarakat pada umumnya juga selalu berusaha memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang baik secara individual dan sosial.

Pesan yang terkandung dalam Idul Adha bukan hanya sekedar anjuran menyembelih hewan kurban, kemudian dibagikan kepada orang-orang miskin dan kepada siapa saja yang membutuhkan, tetapi banyak pesan yang tersirat dari simbol seremonial itu, diantaranya anjuran menjadi orang yang mampu atau kaya yang ihklas menyedekahkan sebagian hartanya untuk orang-orang miskin (dengan berkorban), anjuran untuk saling menyayangi diantara si kaya dan si miskin, anjuran untuk saling tolong-menolong dan menjadi orang yang selalu siap berkorban demi mengutamakan kepentingan agama dan bangsa.

Semestinya pesan-pesan ini bisa bisa diaplikasikan tidak hanya dalam momen Idul Adha, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, dan saya yakin bangsa Indonesia akan bisa lebih mudah untuk dalam menghadapi krisis dalam berbagai aspek kehidupan.

Cairo, 5 November 2008

Membiasakan Menulis

oleh: Faiz husaini
Menulis adalah mengekspresikan atau menyimpan dari semua yang bisa dirasakan oleh panca indra pada sebuah teks atau semua alat yang bisa menyimpan tulisan. Kebiasaan menulis sangat bagus untuk ditanamkan pada setiap orang, karena dengan menulis seseorang telah berusaha menyimpan tentang suatu hal dan berusaha juga menuangkan dari apa yang telah dia atau orang lain pikirkan.

Memang untuk membiasakan menulis membutuhkan kesabaran dan keuletan. Menulis bisa dijadikan hiburan, pekerjaan, kebutuhan, ibadah, dll. Dengan membiasakan menulis berarti telah menunjukkan suatu bentuk kreatifitas dalam kehidupan ini.

Manusia diciptakan untuk menjadi makhluk yang pandai, oleh karena itu manusia mesti selalu membiasakan untuk membaca. Membaca tidak hanya dari satu obyek yaitu buku, tetapi termasuk membaca situasi dan keadaan. Dari sumber membaca ini, maka seseorang akan menemukan banyak inspirasi untuk bisa ditulis.

Semua orang akan merasakan kesulitan untuk menulis, ketika mereka tidak terbiasa melakukan aktifitas ini. Namun, kesulitan ini akan bisa teratasi dengan membiasakan menulis. Untuk membiasakan menulis, seseorang bisa memulai dari tulisan-tulisan ringan, seperti catatan kecil tentang kegiatan sehari-hari, menulis pengalaman pribadi, menulis cerpen. Jadikanlah menulis bagian dari kehidupan kita ”The writing is my life”.

Orang akan lebih dikenang setelah kematiannya, ketika ia memiliki peninggalan sebuah karya. Intinya dengan menulis kita akan lebih banyak berfikir dan selain bermanfat untuk diri sendiri juga akan bermanfaat untuk orang lain.

Dalam sebuah pepatah bahasa arab disebutkan” al ‘ilmu shoidun walkitabatu qoiduhu, qoyyid shuyudaka bil hibalil watsiqoh ” Artinya ilmu itu (bagaikan) sebuah gembala, dan tulisan adalah talinya, maka ikatlah gembalaan kamu dengan tali yang kuat/kencang. Dari pepatah yang penuh hikmah ini, kita semua akan lebih sadar tentang kekurangan manusia dengan sifat pelupanya, apalagi ketika sudah memasuki usia tua, sehingga untuk meminimalisir lupa dalam banyak hal, maka kita semua dianjurkan untuk rajin menulis.

Dari tulisan singkat ini, maka semakin jelas tentang urgensitas menulis bagi manusia pada umumnya. Semoga kita semua dapat terus membiasakan menulis dalam upaya memberikan kontribusi untuk pribadi dan sosial.

Kairo, 11 Desember 08

Minggu, 07 Desember 2008

Cinta

"Cinta itu indah, karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yg luas, dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yg diperlukan oleh org2 yg kita cintai utk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya" (Anis Matta)