Selasa, 27 Oktober 2009

Rumor ‘Kimat Sudah Dekat’ jatuh Pada Tahun 2012

Siapa kira isu” kiamat sudah dekat” yang tak asing kita dengar menjadi sebuah tayangan sinetron_ ternyata tidak jauh ceritanya dalam kehidupan sekarang ini. Di dalam sinetron tersebut diceritakan pada perjalanan hidup seorang pemuda dari komunitas musisi rocker masa kini, selang waktu kemudian pemuda itu ingin bertobat dan merubah dirinya secara totalitas menjadi pemuda yang alim_sadar akan dirinya jauh dari tuntunan agama. Pemuda tersebut segera sadar dan bertobat karena sering mendengar nasihat bahwa “kiamat sudah dekat” dari seorang Bapak Haji.

Rumor bahwa kiamat sudah dekat sering kali menghebohkan masyarakat luas. Dulu pada tahun 1999 ada yang merumorkan bahwa isu kiamat akan jatuh tepat pada tanggal 9-9-1999 pukul 09.00, ternyata tak membuahkan kenyataan. Isu-isu tentang kiamat yang diramalkan dalam waktu dekat menjadi isu polemik dan perlu dicermati oleh semua kalangan masyarakat baik dari kalangan, pemerintah, dan para ulama’, terutama bagi kalangan akademisi di negeri ini.

Tidak dinafikkan isu kiamat memang benar-benar dekat diyakini oleh setiap orang. Terhitung beberapa bencana alam yang telah menelan banyak korban di tanah air ini mulai dari gempa dan tsunami di Aceh, lumpur lapindo Sidoharjo, gempa DIY-jateng, gempa Tasikmalaya, Jawa Barat. Dan yang mutkhir ini adalah gempa di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ini membutikan bahwa fakta kiamat tidak dapat ditebak oleh keinginan manusia.

Hal itu menyebabkan kesedihan rakyat atas bencana alam tersebut ternyata belum lekas hilang dari kronologi bencana yang bertubi-tubi di negeri ini. Trauma psikologi menjadi pukulan berat oleh para korban bencana yang kehilangan harta benda yang tiada nilainya bahkan keluarga dan orang-orang terdekat yang mereka cintai.

Namun yang tidak kalah penting nilainya ketika kerapuhan iman mereka terus surut dan mudah putus asa atas musibah yang datangnya dari Tuhan yang maha kuasa. Banyak masyarakat yang mudah menyalahkan Tuhan-Nya dan menggadaikan iman mereka. Dalam ilmu psikologi semakin orang menderita atas kepayahan yang ada pada dirinya dan tidak mau berusaha bangkit maka akan semakin lemah etos kerja yang ada di dalam kehidupannya. Namun untuk lebih jelasnya perlu kita pahami hakikinya kiamat?.


Antara rasional dan irasional

Beragam opini yang terus berkembang di masyarakat membincang isu kiamat yang diprediksikan akan jatuh pada tahun 2012. Orang mudah mempercayai atau tidak mudah mempercayai dari sebuah isu tersebut dengan alasan yang berbeda-beda. Bagi sebagian orang yang mempercayainya terkadang tidak punya alasan yang jelas bahkan cenderung fatalistik, yaitu sikap menerima apa adanya, atau sering disebut dengan istilah taqlid buta. Bagi sebagian masyarakat lain yang tidak mudah terpancing dengan isu tersebut biasanya akan lebih mempertimbangkan dan lebih mencermati dengan dasar ilmu pengetahuan dan agama sesuai keyakinan masing-masing.

Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di sekitarnya dan berlangsung dalam dirinya, tetapi tidak dipahami oleh mereka. Hal itu mengarah pada pemikiran irasional yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Dalam masyarakat modern yaitu masyarakat yang telah maju, masyarakat yang telah memahami peristiwa-peristiwa alam dan dirinya melalui ilmu pengetahuan, ketergantungan pada kekuatan alam ghaib seperti pada masyarakat sederhana telah berkurang bahkan di beberapa bagian dunia seperti Eropa sudah hilang. Masyarakat ini cenderung lebih berfikir rasional dengan lebih mengutamakan ilmu pengetahuan. Namun di tengah kehidupan yang mondial ini masyarakat harus lebih memperhatikan sistem religi yang juga punya peranan penting_mampu menyeimbangkan antara kebutuhan akal dan spiritual.

Menurut Koentjaraningrat (2000: 376), bahwa semua aktivitas manusia bersangkutan dengan sistem religi (kepercayaan) berdasarkan atas suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan (religious emotion). Emosi keagamaan ini biasanya pernah dialami oleh setiap manusia, walaupun getaran emosi itu mungkin hanya berlangsung untuk beberapa detik saja, untuk kemudian menghilang lagi. Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan-tindakan yang dikaitkan dengan religi. Emosi keagamaan menyebabkan bahwa sesuatu benda, suatu tindakan, atau suatau gagasan, mendapat nilai sakral atau sacred value. Demikian pula tindakan atau gagasan yang biasanya tidak sakral yang biasanya disebut profan di masyarakat kita masih dipercayai bahkan dilebih-lebihkan dalam emosi keagamaan masyarakat kita.

Dengan demikian kondisi orang yang mudah membuat statmen dengan mengada-ada terkait rumor kiamat 2012, ini muncul akibat emosi keagamaannya yang tidak lurus. Antara batasan yang bersumber dari akal manusia yang bersifat profan mengalahkan dari sesuatu sumber yang yang bersifat sakral dari Tuhan yang maha Kuasa. Masyarakat harus benar-benar mencermati dan berhati-hati untuk tidak mudah percaya dengan isu-isu tersebut karena jika kita tidak punya emosi keagamaan yang lurus seolah-olah akan percaya dan terpesona dan menjadikan gagasan itu benar adanya.

Sungguh sangat ironis jika dari kalangan akademis tidak mengimbangi ilmuannya dengan mengemukakan dasar yang merujuk pada hasil penelitian yang logis. Di dunia modern sekarang ini masih saja banyak oknum yang sudah tidak malu lagi menampilkan wajahnya di hadapan masyarakat. Lihat saja via- iklan yang bermunculan di berbagai media layanan jasa mengatasnamakan ‘paranormal’. Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat masyarakat. Lantas untuk apa keimanan kita, apakah mudah kita gadaikan begitu saja dengan ramalan yang tidak dibenarkan dalam tuntunan agama.

Lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta

Kalau kita mendengar petikan sya’ir dari lantunan lagu Ustadz Jefri al-Bukhori yang akrab dipanggil UJ bahwa “kiamat pasti akan datang karena itu adalah janji Tuhan”, jadi masalah kiamat itu adalah kategori top scret (sangat rahasia) dan hanya campur tangan Tuhanlah yang menentukan kapan datangnya. Seperti halnya jodoh dan ajal, siapa yang bisa menebak jodoh dan ajal akan menghampirinya. Manusia adalah sebagai hamba Tuhan yang siap mengabdi dan menundukkan diri hanya kepada-Nya.

Dalam kepercayaan agama Islam kiamat dibagi dua, kiamat kecil dan besar. Kiamat kecil disebut dengan istilah kiamat Soghir sedangkan kiamat besar disebut kiamat kabir. Kiamat kecil (kiamat Soghir) adalah indikasi-indikasi terjadinya peristiwa tragedi dalam skala kecil (mikrokosmos), contohnya: peristiwa musibah kematian, bencana alam, dll. Sedangkan kiamat besar (kiamat Soghir) adalah peristiwa di mana alam raya ( makrokosmos) secara universal hancur luluh lantah dari semua sistem yang ada di dalamnya. Seperti gambaran di film Armagedhon yang menceritakan kehancuran dahsyat alam raya ini.
Sebuah indikasi yang sudah mendekati datangnya kiamat besar jika peristiwa yang merupakan bagian dari kiamat kecil sering terjadi, kalau kita cermati dinamika iklim global saat ini sudah tidak signifikan lagi dengan kondisi iklim sebelumnya. Dampak dari pemanasan global (global warming) membuka tabir pertanyaan besar bagi semua umat manusia di belahan dunia untuk segera menyadari bahwa itu bukan rekayasa manusia. Semua negara di dunia harus mengakui perubahan iklim bumi sudah jauh dari yang diperkirakan, kalau menurut beberapa penelitian, bagian Antartika yang disebut sebagai daratan es abadi, namun sekarang kawasan tersebut nihil artinya jika setiap harinya beberapa wilayahnya sudah mencair. Di Indonesia yang terkenal punya dua musim, yaitu penghujan dan kemarau saat ini pun sudah tidak bisa diprediksikan kapan waktunya oleh Badan Metereologi Klematologi dan Geofisika (BMKG). Hal ini juga efek dari pemanasan global (global Warming).

M. Daud Ali (1998: 227) menyatakan bahwa keyakinan pada hari kiamat ini membuat manusia terbagi ke dalam tiga kategori. Kategori pertama adalah manusia yang tidak percaya kepada akhirat dan memandang kehidupan dunia ini sebagai satu-satunya kehidupan. Kategori kedua, adalah manusia yang tidak menyangkal hari kiamat, tetapi bergantung pada campur tangan atau bantuan pihak lain untuk mensucikan diri dan menebus dosa-dosanya. Kategori tiga, adalah manusia-manusia yang yakin pada hari akhirat sebagaimana diterangkan dalam ajaran Islam. Orang yang yakin akan adanya hari akhirat dan yakin pula bahwa ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang dilakukannya, memperoleh pengawasan dalam dirinya setiap saat ia menyimpang dari jalan yang benar.

Namun sejatinya manusia hanya bisa berusaha lebih baik dalam hidupnya dan seterusnya yang menentukan nasib adalah kehendak Sang Pencipta alam ini. Kesadaran akan adanya pengawasan di dalam dirinya itu membuat manusia menjadi taqwa dan takut kepada Allah SWT walaupun tidak ada orang lain yang menyaksikan perbuatannya. Keyakinan kepada hari kiamat inilah yang mendorong semua umat manusia menyesuaikan diri dengan kerangka nilai abadi yang ditetapkan Tuhan Yang Maha Esa.

Agus Qorib El-Akhwan

Senin, 12 Oktober 2009

Peran Mahasiswa Tanggap Bencana

Mahasiswa mempunyai icon ‘agent social of change’, sebagai agen perubah sosial di masyarakat. Apakah itu betul? Sekarang pertanyaanya seberapa jauhkah peran akademis mahasiswa dengan peran sosial seimbang atau bahkan non-balance ketika diaktualisasikan di lapangan masyarakat?.

Melihat realita saat ini peran mahasiswa di masyarakat tidak harus menunggu lama dari masa studinya. Biasanya lewat beberapa kegiatan social masyrakat seperti agenda bhakti social di sebuah organisasi intra kampus ataupun ekstra kampus, peran mahasiswa dapat diaktualisasikan secara baik dan berkesan di masyarakat.

Peran mahsasiswa pada situasi yang lain juga dapat ditunjukkan dengan aksi peduli terhadapa korban bencana yang terjadi di tanah air. Bencana alam yang terjadi di negeri ini tidak semestinya hanya diperhatikan oleh segelintir oknum saja, namaun beberpa pihak yang lainnya tak terkecuali kepedulian orang-orang yang berada dalam kampuspun sangat dibutuhkan ulur tangannya bagi para korban bencana yang terjadi di tanah air ini.

Beberapa kampus yang sudah menggerakkan Mahasiswanya untuk berkiprah langsung di daerah bencana adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. UGM mendelegasikan 40 mahasiswanya untuk melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pembelajaran pemberdayaan Masyrakat (PPM) dengan tema peduli bencana di Padang pariaman, Sumatra Barat.

Sebuah ide yang cemerlang tentunya perlu diapresiakan dari ketua Tim Disaster Early Response Unit (DERU) UGM Yogyakarta, Joko Prastowo. Disampaikan bahwa para mahasiswa akan belajar dan berkiprah sebagai relawan di lokasi bencana selama 1 bulan untuk aktif melakukan berbagai kegiatan program tanggap darurat bencana seperti membantu, menyelamatkan korban, harta benda, evakuasi dan pengungsian. Selain itu, peran penting yang lain adalah memeberikan bantuan psikologis agar masyrakat cepat bangkit dari penderitaan dan keterpurukan hidup akibat bencana gempa.

Dari contoh di atas tentunya menjadi catatan yang patut ditiru dan diaktualisasikan oleh civitas akademik yang berada di kampus lain di tanah air ini. Dari hal itu, tampak jelas bahwa peran aktif mahasiswa di bidang sosial kemasyarakatan terbukti dan tidak harus menunggu setelah proses studi selesai.

Andaikan kepedulian sebagai wujud simpati dan empati terhadap para koraban bencana di tanah air ini diaktualisasikan oleh semua pihak, lebih-lebih ditanamkan dalam program studi di lembaga pendidikan tentunya ada apresiasi tersendiri bangsa kita dalam mewujudkan nilai-nilai sosial sebagaimana esensi dari tujuan pendidikan nasional.