Senin, 12 Oktober 2009

Peran Mahasiswa Tanggap Bencana

Mahasiswa mempunyai icon ‘agent social of change’, sebagai agen perubah sosial di masyarakat. Apakah itu betul? Sekarang pertanyaanya seberapa jauhkah peran akademis mahasiswa dengan peran sosial seimbang atau bahkan non-balance ketika diaktualisasikan di lapangan masyarakat?.

Melihat realita saat ini peran mahasiswa di masyarakat tidak harus menunggu lama dari masa studinya. Biasanya lewat beberapa kegiatan social masyrakat seperti agenda bhakti social di sebuah organisasi intra kampus ataupun ekstra kampus, peran mahasiswa dapat diaktualisasikan secara baik dan berkesan di masyarakat.

Peran mahsasiswa pada situasi yang lain juga dapat ditunjukkan dengan aksi peduli terhadapa korban bencana yang terjadi di tanah air. Bencana alam yang terjadi di negeri ini tidak semestinya hanya diperhatikan oleh segelintir oknum saja, namaun beberpa pihak yang lainnya tak terkecuali kepedulian orang-orang yang berada dalam kampuspun sangat dibutuhkan ulur tangannya bagi para korban bencana yang terjadi di tanah air ini.

Beberapa kampus yang sudah menggerakkan Mahasiswanya untuk berkiprah langsung di daerah bencana adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. UGM mendelegasikan 40 mahasiswanya untuk melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pembelajaran pemberdayaan Masyrakat (PPM) dengan tema peduli bencana di Padang pariaman, Sumatra Barat.

Sebuah ide yang cemerlang tentunya perlu diapresiakan dari ketua Tim Disaster Early Response Unit (DERU) UGM Yogyakarta, Joko Prastowo. Disampaikan bahwa para mahasiswa akan belajar dan berkiprah sebagai relawan di lokasi bencana selama 1 bulan untuk aktif melakukan berbagai kegiatan program tanggap darurat bencana seperti membantu, menyelamatkan korban, harta benda, evakuasi dan pengungsian. Selain itu, peran penting yang lain adalah memeberikan bantuan psikologis agar masyrakat cepat bangkit dari penderitaan dan keterpurukan hidup akibat bencana gempa.

Dari contoh di atas tentunya menjadi catatan yang patut ditiru dan diaktualisasikan oleh civitas akademik yang berada di kampus lain di tanah air ini. Dari hal itu, tampak jelas bahwa peran aktif mahasiswa di bidang sosial kemasyarakatan terbukti dan tidak harus menunggu setelah proses studi selesai.

Andaikan kepedulian sebagai wujud simpati dan empati terhadap para koraban bencana di tanah air ini diaktualisasikan oleh semua pihak, lebih-lebih ditanamkan dalam program studi di lembaga pendidikan tentunya ada apresiasi tersendiri bangsa kita dalam mewujudkan nilai-nilai sosial sebagaimana esensi dari tujuan pendidikan nasional.