PENTINGNYA MEMULIAKAN SESAMA MUSLIM
By: Ar-Rayyan*
Pada bab ini akan dikemukakan bagaimana pentingnya bagi seorang muslim memuliakan pribadi muslim lainnya. Suatu realita bahwa kita sebagai umat Islam hidup di dunia tidak sendirian. Dalam beberapa hadits disebutkan bahwa umat muslim diibaratkan seperti sebuah bangunan kokoh yang saling menguatkan dan atau sebuah struktur badan yang lengkap, jika sebuah bangunan atau tubuh tersebut roboh atau sakit maka gejala buruk yang lain akan mempengaruhinya.
Perlu kita perhatikan bahwasanya dalam menjaga izzah agama Islam, persatuan sesama muslimlah yang paling diutamakan terlebih dahulu dalam mengemban misi risalah agama ini. Seorang muslim tidak boleh menyampaikan agama dengan cara yang tidak baik, hendaknya ia berhati-hati untuk bisa diterima dengan baik oleh yang lain. Seperti yang diajarkan Rasulullah Saw. dengan dakwah bilhikmah dan mauidhoh hasanah atau penyampaian ajaran Islam dengan cara yang bijak, terbukti beliau mampu menumbuhkembangkan dakwah Islam lebih ekspansif dan diterima oleh kaumnya.
Banyak orang yang terlalu bersemangat dan berlebihan dalam menyampaikan agama sehingga tidak mempedulikan harga diri sesama muslim. Padahal, menjaga kehormatan seorang Muslim itu sangat penting. Perhatikan Sabda Nabi Saw., yang artinya:
“ Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda, “ Barang siapa menutupi (aib) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.” ( HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah-at-Targhib).
“ Dari Ibnu Abbas r.huma, dari Nabi Saw., beliau bersabda, “barang sipa menutupi aib saudaranya (yang muslim), maka allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barangsiapa membuka aib saudaranya yang muslim, maka pasti Allah akan membuka aibnya, sehingga Allah mempermalukannya di rumahnya karena aibnya itu.” (Hr. Ibnu Majjah ~at-Targhib).
Oleh sebab itu, hendaknya kita selalu menjaga kehormatan dan menutupi aib saudaranya.Sebuah hadits menyebutkan ,“Barang siapa tidak menolong saudarnya yang muslim ketika sedang dihina, maka Allah tidak mempedulikannya ketika ia sangat memerlukan bantuan-Nya.” Juga disebutkan, “ riba yang paling buruk adalah mencemarkan nama baik seorang muslim.”
Banyak riwayat yang menyatakan ancaman keras karena mencemarkan nama baik seorang muslim, sebagai pribadi muslim yang baik dan mengetahui ilmu agama hendaknya berhati-hati dalam masalah ini, cara menyampaikan nasihat yang benar adalah menasihati manusia secara tertutup untuk kesalahan yang dilakukan secara tersembunyi, dan menasihati secara terbuka untuk kesalahan yang dilakukan secara terang-terangan.
Bagaimanapun, kehormatan seseorang harus tetap diperhatikan sedapat mungkin. Jangan sampai karena rusaknya kebaikan, akhirnya dosalah yang timbul. Dan agar nasihat itu tidak berakibat buruk, nasihat-nasihat itu harus disampaikan dengan cara yang baik, sehingga tidak akan membuat orang yang melakukan sebuah kesalahan itu merasa malu dan dikucilkan. Lebih jelasnya, sesuai dengan perintah Allah SWT., bahwa yang bersalah tetap diperingatkan dengan tegas, tetapi jangan sekakli-kali mengabaikan sopan santun dan adat yang baik.
Seorang muslim hendaknya menerapkan adab yang baik ketika menyampaikan ajaran agama pada pendengarnya. Jika terjadi kemaksiatan, hendaklah ia menegur dengan kata-kata yang halus. Pernah seseorang memberi nasihat dengan kasar kepada Khalifah Makmun Ar-Rasyid, sehingga ia berkata,“ bersopan santunlah dan gunakanlah adab terhadapku, karena Fir’aun lebih kejam daripadaku, sedangkan Musa dan Harun lebih baik daripadamu, namun ketika keduanya akan berdakwah kepada Fir’aun, Allah SWT. Berfirman kepada mereka dalam QS. Thoha(20):44;
“ Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut kepada-Ku".
Seorang pemuda pernah datang kepada Nabi Muhammad Saw. Dan berkata, “ Ya Rasulullah, ijinkanlah aku melakukan zina! “ mendengar hal itu, para sahabat sangat marah. Tetapi beliau bersabda kepada pemuda itu, “ kemarilah, apakah kamu suka jika orang lain berzina dengan ibumu? ” jawabnya, “ tidak!” Sabda beliau, “ Orang lainpun tidak mau ibunya dizinai. Apakah kamu suka jika orang lain berzina dengan anak perempuanmu?”, jawabnya, “tidak!” sabda beliau, “ Orang lain pun tidak mau jika anak perempuannya dizinai.” Demikianlah nabi Saw. Menanyakan hal yang sama mengenai saudara perempuannya, sepupunya dan sebagainya. Lalu beliau meletakkan tangannya di atas dada pemuda itu dan berdo’a, “Ya Allah, sucikan hatinya, ampunilah dosanya, dan lindungilah dia dari perbuatan zina.” para perawi berkata bahwa setelah kejadian itu, tidak ada perbuatan yang paling dibenci pemuda itu kecuali zina.
Kesimpulannya, sebagai Umat yang diridhoi Allah Swt., hendaknya kita selalu selalu bersopan santun, menasihati secara halus, rendah hati, dan memperlakukan orang lain dengan cara yang kita sendiri senang jika diperlakukan demikian. Dari hal itulah akan terwujud kehidupan yang harmonis dalam tatanan Ukhuwah Islamiyah.
Akhir kata, Semoga kita mengerti permasalahan yang disebutkan di atas dan menjadi pribadi muslim yang saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, dan senantiasa memuliakan muslim yang lain dalam kebenaran.
Wa Allahu A’lam bi Murodhihi.
* Penulis adalah perindu kedamaian dan Kebangkitan izzah Islam di mata dunia.”
Keterangan:
Diambil dari Intisari Kitab Fadho’ilul A’mal karangan Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al- Kandahlawi.
Kata Bijak:
“ Manusia adalah makhluk sosial, sehingga ia ingin bersama”.
(Aristoteles)
“ Pembicaraan yang baik tentu akan diikuti keputusan yang baik” (anonim)
“ Setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang baik, adil
dan jujur.” (Anonim)
Berpikirlah dengan tepat dan benar terhadap orang lain, maka orang lain itu akan mencintai anda
(Jhon Dewey)
Bagi para pembaca yang ingin berkomentar atau mengirim rubrik tanya jawab,dll. dapat dikirim melalui via email: agoes_kammi@yahoo.co.id atauweblog:http://www.agusakhwan.blogspot.com.