JAKARTA, MINGGU - Pemerintah kemungkinan menurunkan harga solar bersubsidi pada Desember 2008 jika harga minyak mentah dunia dalam bulan November terus mengalami penurunan.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Minggu mengatakan, pemerintah akan melihat perkembangan harga minyak mentah dunia dalam bulan November. "Kami pantau terus harga minyak di bulan Nopember ini yang masih tersisa 22 hari lagi. Kalau harga November ini ternyata cepat turunnya, maka akan mendorong harga di bulan Desember," katanya.
Menurut dia, selain harga minyak dunia, pemerintah juga mencermati perkembangan kurs rupiah terhadap dollar AS dan besaran subsidi BBM sebelum memutuskan menurunkan harga solar bersubsidi.
Pemerintah, lanjutnya, juga melihat perkembangan ketiga faktor tersebut selama satu bulan sebelumnya guna menentukan harga satu bulan berjalan. "Jadi, harga Desember, pakai data November dan kalau November, maka pakai data Oktober," katanya.
Purnomo juga menambahkan, sesuai perbedaan harga subsidi, jika harga minyak dunia turun, maka harga premium adalah yang pertama akan menyentuh harga internasional, selanjutnya solar dan terakhir minyak tanah.
Artinya, lanjut Purnomo, jika harga minyak terus mengalami penurunan maka pemerintah akan menurunkan harga solar dan lalu harga minyak tanah.
Pemerintah pada Kamis (6/11) mengumumkan akan menurunkan harga premium bersubsidi dari sebelumnya Rp 6.000 menjadi Rp 5.500 per liter mulai 1 Desember 2008. Harga solar dan minyak tanah bersubsidi tetap yaitu masing-masing Rp5.500 per liter dan Rp2.500 per liter.
Pemerintah akan mengevaluasi harga BBM bersubsidi tersebut setiap bulan sekali.Harga minyak dunia terus merosot dan kini sudah di kisaran 60 dollar AS per barrel.
EDJ
Sumber : Ant