Di dinding tebal bercat warna hijau keputih-putihan diri ini bersandar dan bertafakkur atas semua tindak-tanduk yang telah terlewatkan. Apatah tindak-tanduk yang berupa kebaikan ataupun yang mengarah pada perbuatan nista. perasaan bersalah kan berlumur dosa selalu menghiasi di dalam relung jiwaku. Amat penuh sesak.. nafasku, mata terbasahi... air mata yang berkelinang... karena merasa keringnya iman yang mampu membentengi diri dari amal kemaksiatan dan menuntun pada amal kebajikan. Sungguh diri ini terasa jauh dari Tuhan yang selalu berkasih sayang terhadap hambanya yang selalu menyebut asma-Nya.
Bila mengingat langkah hidupku ini dari masa kecil hingga ku beranjak dewasa sungguh tak terasa sudah sejengkal jari jemari bergerak tanpa batas pada usia yang kian semakin pendek dan dekat dengan ajal kematian yang siap menghadang di depan mata. Entah berapa lama diri ini dapat menyadari secara terus menerus akan berartinya hidup ini jika kita terus menghiasi dengan amal kebaikan sebagai bekal kelak pada kehidupan yang dijanjikan oleh Tuhan.
Dalam mengarungi samudera kehidupan ini kita seperti orang asing "ghuroba'" yang berkelana sepanjang jalan tak tahu entah kapan perjalanan kita akan berakhir sampai ujung jalan yang kita tempuh ini. Jika jalan yang kita lalui itu ada petunjuk arah yang kita anggap benar dan tidak menjerumuskan maka secara bijak perlu kita ambil petunjuk itu untuk kita jadikan pedoman hidup kita. Namun sebaliknya bila kita ragu dan tidak meyakini arah petunjuk itu alangkah baiknya kita berani mengabaikannya dan berani berkata "tidak" untuk tidak megikutinya.
Seringkali diri ini na'if terhadap sesuatu perkara yang kita ketahui dari padanya adalah sebuah kemaksiatan_ perkara sesat dan menjerumuskan, yang mampu menghancurkan angan-angan kehidupan kita, Namun tetap kita lakoni dengan senang hati tanpa jijik terhadapnya.Terkadang pula kita acuh tak acuh terhadap kebaikan walau sekecil apapun , nasihat-nasihat yang diucap oleh orang-orang shaleh di sekeliling kita hanya angin lalu masuk telinga kiri keluar kanan. Seharusnya Kita mampu berkata dari dalam hati untuk berani mengatakan "Ya" atau "tidak" dari bisikan-bisikan yang menghiasi jiwa kita.